Namundisinyalir, istilah ini mempunyai kemiripan dengan beberapa kata dalam bahasa arab. Mengarang cerita bahasa arab tentang perpustakaan dan laboratorium. Contoh pidato bahasa arab dan artinya. Assalamualaikum sahabat pecinta bahasa arab, di bulan ramadhan ini admin akan membagikan cerita bahasa arab tentang puasa ramadhan beserta artinya.
pqGg5. - Muslim di seluruh dunia wajib menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Perintah puasa Ramadhan diturunkan kepada Nabi Muhammad kapan Nabi Muhammad pertama kali menjalankan puasa Ramadhan? Baca juga Daftar 25 Nama Nabi dan Rasul yang Perlu Diketahui Beserta Perbedaannya Puasa Ramadhan pertama kali Menurut Zainul Arifin dalam bukunya Puasa Wajib dan Sunah yang Paling Dianjurkan 2013, puasa Ramadhan pertama kali dilakukan pada 10 Syakban pada tahun kedua setelah hijriah atau sekitar 624 Masehi. Ada yang mengatakan, dua malam awal bulan Syakban. Karena perintah puasa turun pada tahun kedua hijriah, maka Rasulullah SAW menunaikan ibadah puasa Ramdhan sebanyak sembilan kali dalam hidupnya. Perintah puasa Ramadhan itu diturunkan dalam Surat Al Baqarah ayat 183-185. Belum diketahui secara pasti alasan dibalik kewajiban puasa yang diturunkan di bulan Ramadhan. Namun, di bulan Ramadhan terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu turunnya Al Quran pertama kalinya pada 17 Ramadhan. Dalam pandangan Islam, puasa adalah menahan diri dari hak-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Baca juga Sejarah Puasa Sebelum Datangnya Islam dan Perintah Puasa Ramadhan Puasa di zaman Nabi Muhammad Kendati perintah puasa Ramadhan baru diturunkan pada bulan Syakban pada tahun kedua setelah hijriah, Nabi Muhammad dan para sahabatnya telah menjalankan puasa setiap bulan selama tiga hari, pada tanggal 13, 14, dan 15. Nabi Muhammad juga melaksanakan puasa setiap tanggal 10 bulan Asyura Muharam.Namun, setelah puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah SAW memberikan pilihan kepada sahabatnya untuk mengamalkan atau tidak mengamalkan puasa Asyura. Baca juga Disunahkan untuk Berbuka Puasa dan Sahur, Kenali Manfaat dan Jenis Kurma Dikutip dari NU Online, Guru Besar Hukum Islam di Mesir, Syekh Muhammad Afifi Al-Baijuri mengatakan, pada tahun pertama perintah wajib puasa Ramadhan, para sahabat dilarang untuk mendekati istri mereka pada malam-malam puasa. Aturan tersebut dirasa berat oleh para sahabat. Al Quran kemudian meringankan pelaksanaan ibadah Ramadhan tersebut melalui Surat Al Baqarah ayat 187 yang membolehkan mereka untuk menggauli istri pada malamnya. Baca juga Pelaksanaan Puasa Ramadhan di Negara Minoritas Muslim Puasa sebelum datangnya Islam Dikutip dari KompasTV, amalan ibadah puasa sudah dilakukan oleh beberapa nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Dalam buku Sejarah Puasa 2021 disebutkan bahwa Nabi Daud dan umatnya telah melaksanakan puasa. Mereka diwajibkan melaksanakan ibadah puasa setiap dua hari sekali sepanjang hidupnya. Kini, umat Islam mengenalnya dengan puasa Daud yang dikerjakan sehari puasa, sehari tidak. Puasa tersebut merupakan puasa yang disunahkan dalam Islam. Baca juga 8 Hal yang Membatalkan Puasa Ramadhan Diriwayatkan dari Muadz, Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas dalam buku Panduan Praktis Ibadah Puasa 2022, puasa juga pernah diwajibkan pada zaman Nabi Nuh. Riwayat lain juga menyebutkan bahwa puasa juga pernah diwajibkan kepada Nabi Adam, yakni puasa Ayyamul Bidh. Sementara puasa Asyura diwajibkan pada umat Nabi Musa. Baca juga Negara dengan Durasi Puasa Ramadhan 2023 Terpanjang dan Terpendek, Adakah Indonesia? Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamualaikum nama saya Amanda Nabila Maheswari panggil saja Manda. Hari ini saya akan menuliskan kegiatan sehari-hari saya selama puasa dimasa pandemi covid-19 ini. Seperti hari lainnya hari ini, saya masih tetap berada di rumah karena pandemi covid-19. Sudah satu tahun kita semua sekolah di rumah dikarenakan pandemi covid-19. Suasana Ramadhan saat pandemi sangatlah berbeda jauh dengan Ramadhan tahun sebelumnya. Yang awalnya ramai orang berjualan berjejer-jejer, sekarang harus ada jarak antar pedagang. Dan semakin termakan oleh waktu akhirnya semua menjadi kebiasaan. Disini saya akan menceritakan kegiatan sehari-hari saya selama bulan bangun tidur, jam 3 saya sudah bangun untuk sahur, biasanya ibu yang membangunkan kalau nggak gitu saya alarm sendiri. Setelah makan sahur saya biasa nonton tv hingga adzan subuh berkumandang. Kemudian saya melaksanakan sholat subuh. Habis sholat subuh terkadang saya ketiduran hingga jam waktunya kuliah. Kuliah masih diadakan daring jadi setiap hari harus tatap muka. Kuliah biasanya berlangsung sampai jam 1 siang, setelah itu saya lanjut untuk tidur siang. Biasanya saya bangun jam 3 sore untuk bersih-bersih rumah, ayah sama ibu masih kerja, jadi beli lauk untuk berbuka puasa. Sebelum ayah sama ibu datang, saya menyiapkan persiapan berbuka puasa seperti membuat es, masak nasi. Ayah sama ibu biasanya datang jam 5 sore, jadi menunggu 20 menitan untuk berbuka puasa bersama keluarga. Setelah berbuka puasa, saya dan keluarga lanjut sholat maghrib berjamaah. Setelah sholat maghrib, saya menunggu adzan isya sambil bermain sosial media. Saat adzan isya berkumandang, saya dan ibu berangkat sholat tarawih ke masjid. Setelah pulang dari masjid, saya berangkat tadarusan di rumah tetangga. Biasanya setelah tadarus, saya dan teman-teman beli camilan keliling kampung. Bulan Ramadhan adalah bulan yang saya selalu nantikan, karena pada bulan Ramadhan banyak sekali jajan-jajan dan kebetulan saya juga suka jajan. Setelah kegiatan selesai, saya pulang ke rumah. Terkadang saya membuka materi yang sudah diajarkan pagi tadi, tapi kalau sudah ngantuk banget tidak saya pelajari lagi. Dirumah saya sangat suka sekali menjahili kedua adik saya ketika saya bosan. Saya menjahili mereka karena mengganggu mereka waktu main game online. Sangking jahilnya saya bahkan sering kena tegur orang tua saya, tapi saya masih terus menerus mengganggunya walaupun adik sudah marah-marah. Terkadang mereka juga membalas saya dengan kejahilan juga, justru mereka malah lebih kalo ngerjain saya. Tapi hal tersebut membuat saya bahagia sekaligus jengkel. Saya juga sering membantu adik saya mengerjakan tugas, bisa jadi dikatakan saya yang menggantikan mereka sekolah. Terkadang sekolah daring ada sisi negatifnya juga, anak yang sekolah tidak paham sekali tentang apa yang diajarkan gurunya karena kesulitan seorang guru memahamkan murid-murid nya. Malah yang sekolah biasanya ibunya, sampai-sampai para wali murid mengeluh setiap harinya karena yang sekolah bukan anaknya. Walaupun kedua adik saya sangat susah dinasehati saya tetap menemaninya dalam mengerjakan berharap pandemi covid-19 ini segera berakhir dan kita semua bisa beraktivitas kembali seperti semula. Sekian cerita kegiatan sehari-hari saya selama bulan Ramadhan. Semoga kita semua diberikan kesehatan, allahumma aminnn.... Kurang lebihnya mohon maafWassalamualaikum ini sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia oleh dosen pengampu Rudi Umar Susanto, Lihat Cerpen Selengkapnya
Bismillah;Hai Sobat Guru Penyemangat. Apakah Sobat punya cerita seru dan berkesan saat melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini? Atau, Sobat punya pengalaman lucu yang ingin ditulis?Bulan Ramadhan memang penuh dengan keseruan dan kebahagiaan ya Sobat. Selain berpuasa, kita juga melaksanakan ibadah-ibadah pelengkap seperti Shalat Tarawih, tadarus Al-Qur’an hingga untuk menulis cerita dan karangan tentang pengalaman berpuasa di bulan Ramadhan, Sobat bisa memulainya dari kegiatan puasa hari pertama, kegiatan sahur, aktivitas di sekolah, kegiatan berbuka, kegiatan amal, kegiatan Shalat Tarawih, hingga aktivitas berkesan ada contoh karangan dan cerita singkat tentang pengalaman puasa di bulan Ramadhan yang cocok untuk anak disimak yaCerita Pengalaman Puasa di Bulan Ramadhan Pertama KaliCerita Pengalaman Puasa di Bulan Ramadhan Pertama Kali. Dok. CanvaAssalamu’alaikum. Perkenalkan namaku Guru Penyemangat. Alhamdulillah pada tahun ini kita kembali berjumpa dengan bulan Ramadhan dan bersama-sama melaksanakan ibadah kita ketahui bahwa berpuasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib untuk tiap-tiap orang yang begitu, kita tetap diperbolehkan untuk tidak berpuasa jikalau kondisinya tidak memungkinkan seperti sakit, sedang dalam perjalanan jauh, hingga haid untuk untuk anak-anak, sangat dianjurkan untuk belajar dan latihan berpuasa agar nanti ketika usia baligh sudah terbiasa dan kuat untuk menahan lapar, haus, dan saya pun punya kisah berupa cerita tentang pengalaman berpuasa untuk pertama kalinya. Dulu saya berpuasa ketika berumur 5 tahun, tepatnya ketika saya sedang belajar di Taman kala itu, tantangan berpuasa memang sangat terasa. Hari pertama saya begitu semangat karena ditemani oleh Kakak, Ayah, dan Ibu. Selain itu juga, aktivitas di rumah juga tidak terlalu sekeluarga bangun sahur pukul WIB. Ketika saya bangun, Ibu dan Ayah sudah menyiapkan hidangan makanan. Saya pun dibuatkan segelas susu dan sedikit pun memulai sahur dengan bahagia. Ditemani dengan film Para Pencari Tuhan dan Amanah Wali, suap demi suap nasi dikunyah dengan memulai sahur pun saya diajak oleh Ayah dan Ibu untuk melaksanakan Shalat Tarawih di perdana di masjid suasananya begitu ramai. Saf-saf penuh, kemudian ada pula penyampaian ceramah yang menarik dan sangat pun melaksanakan Shalat Tarawih sebanyak 8 rakaat dan ditambah dengan Shalat Witir sebanyak 3 Shalat Tarawih, barulah kemudian saya istirahat. Hari pertama cukup melelahkan. Kira-kira pukul WIB saya sudah tertidur ketika menjalani puasa Ramadhan hari pertama, rasa-rasanya jam dinding berputar begitu lama. Padahal baru jam WIB, tapi saya sudah merasa haus dan lapar. Ditambah lagi dengan siaran televisi yang berkali-kali menyiarkan sirup marjan dan alhamdulillah saya tetap kuat karena disemangati oleh Ayah dan Ibu, hingga akhirnya saya pun bisa menyelesaikan puasa perdana di bulan Ramadhan pada usia 5 saat berbuka, kami sekeluarga menyantap hidangan pembuka berupa kurma, rujak tahu, dan es campur. Alhamdulillah. Nikmat berbuka memang terasa begitu luar kedua, ketiga, dan seterusnya saya pun masih kuat dan menjalani puasa sebagaimana orang-orang ketika tiba ke Ramadhan ke-17 saya pun terpaksa berhenti berpuasa karena mengalami sariawan dan sakit Ibu, tidak apa-apa saya tidak berpuasa karena orang-orang yang sakit diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Saya pun melanjutkan kembali ibadah puasa pada hari ke 24 hingga selesai. Jadi, total puasa Ramadhan saya yang pertama berjumlah 24 tadi cerita tentang pengalaman saya berpuasa di bulan Ramadhan pada tahun pertama. Demikian. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Baca Rangkuman Materi Tentang Shalat Tarawih dan Tadarus Al-Qur'anKarangan Tentang Pengalaman Puasa Ramadhan yang Paling BerkesanAssalamu’alaikum. Hai teman-teman, perkenalkan nama saya “Guru Penyemangat”. Kali ini saya akan menceritangan kisah tentang pengalaman puasa Ramadhan yang paling saya, bulan Ramadhan adalah bulan yang begitu berkesan karena di dalamnya terdapat begitu banyak merasa bahagia ketika diajak oleh Ayah ke pasar untuk melihat pameran takjil. Di sana ada begitu banyak para pedagang yang menjajakan takjil dan cemilan untuk berbuka saya, keramaian seperti itu hanya terjadi pada bulan Ramadhan saja. Hanya 29 sampai 30 hari dan tidak terdapat pada hari-hari berpuasa di bulan Ramadhan yang paling berkesan bagi saya ialah pada puasa kedua di tahun kala itu saya bersama keluarga melaksanakan Shalat Tarawih di masjid Al-Ikhlas secara kami datang lebih awal, tiba-tiba saja petugas masjid meminta saya untuk mengumandangkan azan. Sontak saja saya takut dan khawatir, karena biarpun sering mengikuti lomba azan di sekolah, suasananya sangat berbeda dengan di ayah saya tidak tinggal diam. Beliau pun menyemangati saya hingga akhirnya saya pun memberanikan diri untuk mengumandangkan azan tanda masuknya Shalat Isya’.Bagi saya, pengalaman tersebut sangatlah berkesan karena tidak banyak anak-anak yang berani untuk menjadi muazin. Ini pun merupakan kesempatan yang langka dan istimewa sehingga saya bisa mengasah mental, agar lebih berani tampil di muka itu, pengalaman berkesan saya selanjutnya ketika melaksanakan puasa Ramadhan adalah aktivitas seru saat mengikuti kegiatan Pesantren Kilat di ialah ada penyampaian materi yang menarik, lomba MTQ, pidato, dan hafalan Surah Pendek. Selain itu, kami pun mengikuti games-games seru yang telah disiapkan oleh guru keseruan tersebut, ibadah puasa yang awalnya berat akhirnya terasa lebih mudah karena waktu dimanfaatkan untuk hal-hal yang yang juga tidak kalah seru adalah aktivitas saya mengisi buku harian Ramadhan. Hampir setiap malam Ramadhan, tepatnya pada saat Shalat Tarawih di masjid, saya bersama teman-teman di desa bergerombol menyerobot Pak Imam dan Pak Ustad untuk meminta tanda pada minggu terakhir di bulan Ramadhan kami juga mengikuti kegiatan khataman Qur’an di sekali rasanya, sesudah Shalat Tarawih, kami pun bergiliran membaca 1 Surah di Juz 30 lalu kemudian menyantap makanan bersama-sama di berpuasa di bulan Ramadhan memanglah sangat berkesan bagi saya, dan saya harap pada tahun depan kita semua tetap diberi kesehatan dan umur panjang sehingga bisa kembali bertemu dengan bulan yang penuh keberkahan karangan saya tentang pengalaman puasa di bulan Ramadhan yang paling berkesan. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.***Boleh Baca Begini Langkah-langkah Menulis Karangan Berdasarkan GambarNah, apakah dari contoh cerita dan karangan di atas ada kisah yang mirip dengan pengalaman Sobat Guru Penyemangat selama bulan Ramadhan tahun ini?Jika ada, wah, maka sungguh bagus sekali ya. Sobat bisa mengembangkan tulisan dan karangan tentang pengalaman berpuasa di bulan Ramadhan sesuai dengan kejadian, perasaan, serta kegiatan-kegiatan yang Sobat sajian di atas bermanfaat yaSalam.
My Ramadan Story/copyright Jakarta Ramadan menjadi bulan yang spesial bagi setiap orang. Tak hanya umat Islam yang menjalankannya, tapi juga umat agama lain. Momen mudik, berbuka puasa dan berbagi menjadi momen yang penuh dengan kenangan. Meskipun tahun ini kembali kita masih menjalankan Ramadan di masa pandemi, bukan berarti kita melupakan keseruannya. Bagaimana kamu memaknai Ramadan? Bagaimana Ramadanmu tahun ini atau sebelumnya? Menyambut kehadiran orang baru atau justru harus merelakan? Atau kamu ingin berbagi keseruanmu saat Ramadan? Yuk, bagikan keseruan Ramadanmu di Share Your Stories bulan April ini dengan tema My Ramadan Share Your Stories My Ramadan StoryIlustrasi my ramadan story/copyyright shutterstockSebelum mengirim tulisanmu, pastikan kamu memahami ketentuan menulis Share Your Stories. Tulis kisahmu minimal 4 paragraf panjang. Cerita yang ditulis tidak berbau SARA. Tulis ceritamu dalam bahasa Indonesia. Cerita harus orisinil dan belum dipublikasikan sebelumnya. Cerita harus berdasar pengalaman pribadi atau orang lain dan bukan fiksi. Buat judul yang semenarik mungkin Submit ceritamu di Batas submit cerita 30 April 2021 Pengumuman pemenang melalui website 03 Mei 2021 Akan ada hadiah menarik untuk tulisan yang terpilih 5 Hadiah e-Voucher masing-masing Rp persembahan Moselo 10 Hadiah Hiburan e-Voucher masing-masing Rp persembahan Moselo Kami tunggu cerita Ramadanmu yang menginspirasi. Penting! Pastikan kamu memiliki akun facebook dan email aktif. Tulisan yang sudah diterima oleh redaksi Fimela, menjadi hak milik Fimela dan tidak bisa ditarik kembali oleh pengirim. Tulisan yang sudah ditayangkan di halaman tidak dapat diturunkan atau diubah. Tulisanmu yang sudah dikirimkan ke tidak boleh diunggah ke media lain. Sampaikan dalam naskah tulisanmu jika namamu tidak ingin dicantumkan. Semua tulisan yang dikirim akan dikurasi oleh redaksi Fimela. Redaksi berhak mengubah judul yang ditulis pembaca. ElevateWomen
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ramadhan. ya, Ramadhan adalan bulan yang spesial bagi umat Islam. Ramadhan adalah bulan yang penuh makna. bagaimana tidak penuh makna? selain umat Islam memaknai bulan Ramadhan sebagai bulan puasa, Ramadhan bisa kita maknai sebagai bulan penuh berkah, bulan penuh Rahmat, dan bulan penuh ampunan.“tidur aja dapat pahala, apalagi kita ibadah.” ujar salah satu santri ponpes Hidayatullah Bulungan. “ memang sih dapat pahala, tapi kalau tidur dari bada subuh sampai jam tiga sore, itu namanya latihan mati, hikss.” ucapku sambil tersenyum memandang wajah santri yang masih polos di bulan Ramadhan inilah saatnya kita mengupgrade ibadah kita. Yang biasanya tadarus Qur’an Cuma satu juz perhari, maka di bulan Ramadhan kita naikan menjadi dua juz perhari. Karena sangat rugi bagi orang yang melewati bulan Ramadhan tetapi ia hanya mengambil sedikit pahala di bulan banyak persiapan yang harus di lakukan dalam menyambut bulan Ramadhan, dari persiapan fisik maupun Ruhani. Bulan Ramadhan kali ini sangat berbeda dengan Ramadhan tahun lalu. Gara-garanya virus covid-19 masih viral di awal tahun 2020, mengakibatkan semua kegiatan di batasi, termasuk kegiatan di bulan Ramadhan. suara gemuru anak anak tadarus Qur’an setelah tarawih tidak pernah terdengar, indahnya kebersamaan berbuka puasa bersama teman-teman di masjid juga tidak bisa di rasakan di Ramadhan tahun lalu. Sepi, juga di hantui rasa takut akan isu isu covid-19 virus yang mematikan, selalu saja beredar di media. Ya, walaupun ada juga sisi positif dari pembatasan sosial di kala itu. “ karena semua kegiatan di batasi, saya bisa lebih fokus ibadah, biasanya di bulan ramadhan jadwal ceramah saya bisa sampai tiga kali dalam sehari, Jadi sibuk terus, setelah buka puasa harus langsung berangkat ke tempat ceramah,Tapi di ramadhan 2020 bisa lebih santai, dan fokus untuk ibadah.” Ujar Ust Nur yahya asa selaku ketua DPW Hidayatullah kalimantan utara, saat mengisi kultum bada subuh di ramadhan tahun lalu. Apatah lagi ketika lebaran tiba, momen yang di tunggu-tunggu setahun sekali, Momen yang saangat di rindukan ketika malam takbiran. berkumpul bersama keluarga, teman, dan saudara-saudara. dan yang terpenting ketika pergi bersilaturahmi, sambil menikmati hidangan hari raya di tempat saudara. momen momen penting itu tidak bisa di rasakan di tahun itu. Memang, silaturahmi tetap terjaga walaupun melalui telepon genggam, namun kebersamaan nya tidak semanis tahun-tahun dari Ramadhan tahun lalu yang menyimpan kesan tersendiri, beda ceritanya dengan ramadhan tahun ini. Walaupun covid-19 belum pada mudik ke kampung halamanya, akan tetapi di tahun ini pemerintah memberikan kelonggaran untuk melaksanakan kegiatan di masjid selama bulan Ramadhan. Jikalau tahun lalu para santri melewati bulan suci ramadhan di rumah masing-masing, maka tahun ini para santri sudah di izinkan untuk melewati bulan suci Ramadhan di pondok ibadah nya lebih terkontrol, sholat lail, baca Qur’an, amal shaleh, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan di bulan suci Ramadhan. Para santri memang sengaja di sibukkan dengan kegiatan yang bermanfaat. “ibadah itu awalnya memang harus di paksakan, Bangun jam tiga pagi sholat lail itu harus di paksakan!.” Tegas kepala pengasuh pondok pesantren Hidayatullah Bulungan.“Lebih baik antum di paksa masuk surga, dari pada di biarkan begitu saja masuk neraka.” Tambahnya dengan gaya Retorika nya yang khas ketika menyampaikan motivasi di hadapan para Ramadhan kali ini benar-benar terasa, sholat lail berjamaah, sampai buka bersama, Di tambah suara bacaan Qur’an para santri seusai sholat fardhu yang saling berlomba-lomba untuk mencapai target khataman. Membuat kesan yang berbeda dari ramadhan tahun kali ini benar-benar di manfaatkan untuk meraih pahala sebanyak mungkin, para santri saling berlomba lomba dalam mengkhatamkan Al Qur’an. “ hafalan antum sudah sampai mana?.” Tanyaku pada salah satu santri, ketika halaqah bada ashar waktu itu. “sudah sampai juz dua puluh enam, bang.” Jawabnya sambil memegang mushaf yang baru saja ia baca. Dengan sedikit rasa malu karena aku sendiri belum sejauh itu tadarus nya. Aku sedikit memujinya. “ Iakah? Luar biasa antum baru hari ke empat sudah juz dua puluh enam”.Semoga kita semua selalu Istiqomah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga setelah keluar dari bulan ramadhan, kita mendapat gelar taqwa, sebagaimana tujuan Allah memerintahkan kita berpuasa yaitu agar menjadi orang-orang yang الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ – ١٨٣Artinya Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”QS Al- Baqarah 2183. Lihat Cerpen Selengkapnya
mengarang cerita tentang bulan ramadhan